PEKALONGAN – KASUS kericuhan saat pengambilan nomor urut pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati di Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, belum usai.

Aksi saling lapor ke kepolisian yang dilakukan kedua kubu pendukung paslon membuat persaingan di Pilkada Kabupaten Pekalongan makin memanas.

Pemantauan Media Indonesia, Senin (30/9), sebelumnya tim kuasa hukum calon bupati dan calon wakil bupati Fadia Arafiq-Sukirman lebih dulu melapor ke kepolisian terkait kericuhan saat pengambilan nomor urut karena merasa menjadi korban.

Fadia sempat menjadi sasaran pelemparan batu oleh massa yang ricuh di depan kantor KPU Pekalongan. Beruntung, ia tidak terluka karena lemparan batu meleset. Namun, mobil tim pendukungnya mengalami kerusakan yakni kaca pecah akibat lemparan batu.

Kini giliran Sukisno, simpatisan cabup dan cawabup Riswadi-Muhammad Amin, didampingi kuasa hukum dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Garuda Kencana Indonesia (YLBH GKI) Cabang Kabupaten Pekalongan resmi melaporkan insiden tersebut ke Polres Pekalongan.

“Saya terkena lemparan batu di bagian kepala dan harus mendapatkan enam jahitan akibat luka robek. Bahkan, sampai sekarang saya masih merasakan pusing dan belum dapat bekerja,” kata Sukisno, 47, warga Kajen, Kabupaten Pekalongan.

Bersama kuasaa hukumnya, Sukisno mendatangi kantor polisi untuk melaporkan kericuhan tersebut agar dilakukan pengusutan. Selain itu, juga membawa barang bukti video dan tiga orang saksi mata agar kasus tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan diusut tuntas.

“Saat itu saya terpisah dari rombongan simpatisan lainnya dan berada di sisi utara saat insiden terjadi,” tambahnya.

Kuasa hukum Sukisno, Imam Maliki, mengatakan dalam kasus ini pihaknya melaporkan dua anggota DPRD Kabupaten Pekalongan yakni Ruben yang merupakan Wakil Ketua DPRD dan Muhammad Sabiq. Ia juga melaporkan salah satu organisasi masyarakat yang ada di lokasi kejadian saat itu.

“Kedua terlapor merupakan anggota DPRD Pekalongan berasal dari Fraksi Golkar. Kami juga melaporkan satu organisasi masyarakat (ormas) yang diduga terlibat dalam insiden tersebut,” ujar Imam Maliki.

Sekretaris DPD Golkar Pekalongan Ruben R Prabu Faza menyayangkan peristiwa tersebut bisa terjadi. Ia juga datang ke polres untuk memberikan dukungan pada para korban supaya melaporkan ke polisi.

“Kami bersama kawan-kawan ormas datang dan melapor ke polres untuk mendampingi kawan-kawan kita yang terkena lemparan batu, ada enam orang menjadi korban terkena lemparan batu,” imbuhnya.

Para korban menderita luka akibat ‘perang’ batu di sejumlah bagian, ungkap Ruben. Ada yang di bagian belakang kepala, di kepala, mata, bibir hingga punggung, bahkan dalam kericuhan itu dirinya juga ikut terkena lemparan batu, sehingga laporan ini diharapkan segera diusut untuk mendapatkan keadilan

Selain melaporkan kasus ini, menurut Ruben, organisasi telah beberapa kali melakukan koordinasi tingkat bawah agar dapat menahan diri dan tidak mengutamakan emosi.

“Kita selalu lakukan koordinasi untuk bisa mengerem apapun yang berbau kekerasan, karena kita tidak ingin demokrasi berjalan dikotori tindakan premanisme dan Pilkada berjalan damai sesuai harapan kita,” tambahnya.

Kepala Polres Pekalongan Ajun Komisaris Besar Doni Prakoso membenarkan telah menerima aduan dari kedua pihak yang menjadi korban pelemparan batu, sehingga semua laporan yang masuk dilakukan penanganan sesuai ketentuan. “Satuan Reskrim Polres Pekalongan masih memproses untuk menangani hal itu,” ujarnya

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai