Berita

Puluhan Siswa Jadi Korban Cabul Guru BK, Modusnya Terungkap

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Puluhan Siswa Jadi Korban Cabul Guru BK, Modusnya Terungkap

Share this article
Guru Bk Pekalongan Terlibat Skandal, Puluhan Siswa Jadi Korban

PEKALONGAN – Tragis, nasib puluhan siswa SMA di Pekalongan. Pasalnya, mereka diduga menjadi korban pencabulan gurunya sendiri, yakni guru bimbingan konseling (BK) SMA Negeri 3 Pekalongan. Satu di antara korban, berinisial NS menceritakan soal modus guru BK tersebut. Kata dia, guru tersebut memanggil anak-anak untuk diwawancara terkait pencegahan kenakalan remaja. Hanya saja, pertanyaan yang diajukan membuat para pelajar tak nyaman dan risih. “Pertanyaannya sangat pribadi, seperti sudah pernah ciuman, tanya warna celana dalam, dan bra ukuran berapa.”

“Bahkan, ada teman saya yang disuruh buka baju. Jika tidak buka baju, guru tersebut tidak tahu ada bekas apa saja di dalamnya,” ujar NS, satu di antara korban, Selasa (1/10/2024). Menurut NS, ada juga siswa yang diancam agar tidak melapor yang mereka alami ke pihak lain jika tak mau informasi priibadi mereka diisebar ke guru-guru.

“Kejadian itu saat alami saat saya duduk kelasa 11 dan sekarang sudah kelas 12. Saya sendiri sudah tiga kali dipanggil namun yang kedua tidak saya temui,” bebernya. – 40 Korban Rata-rata Perempuan NS juga bocorkan, bahwa ada sekitar 40-an siswa yang telah dipanggil guru tersebut. Semuanya merupakan siswa perempuan. “Kalau anak yang sudah dipanggil ada sekitar 30 sampai 40-an anak,” ungkapnya.

Modusnya, sama, diwawancara soal kesehatan sekolah, pencegahan kenakalan remaja, dan seks bebas. “Kalau manggil anak-anak ke ruangan itu, dalam keadaan kantor BK sepi. Ditanyain terkait kenakalan remaja, dan ketika ditanyai hanya saya dan guru tersebut. Lalu, pintu kantor dikunci.”

“Diruangan tersebut sekitar 1 jam, ditanyain pernah ciuman, ukuran bra, nonton video porno, pernah melakukan masturbasi sendirian. Intinya, guru tersebut menanyai hal pribadi,” katanya. Jika tidak menuruti, sang guru mengancam akan menyebarkan informasi tersebut ke guru-guru lain. “Saya takut dan hanya menangis. Saya mengalami itu sejak saya kelas 10 hingga kelas 11,” ungkapnya.

Sumber : tvOnenews.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo