Berita

Banjir Rob di Pantura Demak Berulang, Warga Resah Alami Kerusakan Kendaraan

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Banjir Rob di Pantura Demak Berulang, Warga Resah Alami Kerusakan Kendaraan

Share this article
Banjir Rob Di Pantura Demak Berulang, Warga Resah Alami Kerusakan

SEMARANG – Banjir rob di Pantura Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) menjadi permasalahan menahun yang tak kunjung selesai. Kejadian banjir rob di Pantura Sayung tak menentu, biasanya genangan air sampai ke ruas jalan dipengaruhi anomali cuaca pasang air laut di pesisir Demak.

Banjir rob masuk ke ruas jalan Pantura Semarang-Demak dalam sepekan terakhir secara beruntun, dari tengah malam hingga siang hari. Tak hanya ketersendatan arus lalulintas, genangan air asin juga berdampak buruk pada kendaraan.

Hal itu salah satunya dirasakan Susmintarta (51) warga asal Kota Semarang, Jateng yang hampir setiap harinya pulang-pergi ke Demak untuk bekerja. Unsur Melawan Hukum dan Merugikan Keuangan Negara Artikel Kompas.id Sejauh ini, setidaknya sepeda motor yang dikendarainya sering karatan hingga patah as roda sebanyak 3 kali.

“Saya dalam sepuluh tahun terakhir ini kendaraan patah as, tengah-tengah persis tiga kali, karatan,” ujar Susmintarta, ditemui di lokasi, Selasa (12/11/2024) pagi.

Setiap banjir rob di Pantura Demak selalu menghindar dengan lewat bahu jalan maupun perkampungan. Kendati demikian, kadang medan jalan tak mendukung.

“Saya (tadi) lewatnya pakai jalur disampingnya jalan kampung,” katanya.

Sus, panggilan akrab Susmintarta, bercerita, pengalamannya melaju Semarang-Demak, banjir rob masuk ke ruas jalan pantura dalam satu dekade terakhir apabila air laut pasang.

“Sejak sepuluh tahun terakhir ini, tidak sekali dua kali, hampir terus rob,” kata Sus.

Dia menilai, banjir rob merupakan masalah klasik dan pemerintah daerah maupun pusat tak serius menangani banjir rob, ibarat ‘dingoni’ atau pelihara dalam istilah Jawa.

“Pemerintah harus turun, mau tidak, anggaran dari pusat-provinsi ada, tinggal pemerintah mau tidak, kelihatannya enggan sekali. Apakah ini, kalau orang Jawa robnya itu ‘dingon’ ini yang menjadi persoalan. Mustinya serius lah,” tutur Sus.

“Persoalan klasik, artinya itu saat air pasang. Harusnya pemerintah paham ada mapping, air dari mana dan cara membuangnya bagaiman yang belum terselesaikan,” sambung dia.

Dia berharap, pemerintah untuk lebih serius lagi menangani banjir rob supaya masyarakat tidak terganggu.

“Mustinya pemerintah harus bicara cepat, intervensinya harus cepat, tapi kenyataannya masyarakat tiap hari harus berhadapan dengan rob. Itu sangat-sangat mengganggu sekali,” kata Sus.

Sebagai informasi, banjir rob di Pantura Sayung Demak terjadi apabila ketinggian pasang air laut mencapai 1 meter lebih. Prediksi pasang air laut bisa diakses melalui media sosial BMKG Maritim Semarang.

sumber: Kompas.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo