Berita

PGA Dieng: Kawah Sileri di Banjarnegara Masih Berstatus Belum Stabil

Cropped Favicon Bi 1.png
×

PGA Dieng: Kawah Sileri di Banjarnegara Masih Berstatus Belum Stabil

Share this article
Pga Dieng: Aktivitas Kawah Sileri Masih Labil, Warga Diminta Waspada

BANJARNEGARA – Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng Surip mengatakan aktivitas Kawah Sileri di Dataran Tinggi Dieng, Desa Kepakisan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga saat ini belum stabil setelah dua kali erupsi freatik dalam satu bulan terakhir.

“Pada tanggal 18 Desember 2024 ada peningkatan, freatik, terus terjadi lagi tanggal 6 Januari 2025 itu freatik, tapi lebih kecil dari daripada 18 Desember 2024. Kalau sekarang masih belum normal, belum stabil,” katanya Banjarnegara, Jumat.

Pihaknya masih menunggu data-data yang berkaitan dengan perkembangan aktivitas Kawah Sileri ke depan. Kendati demikian dia mengatakan destinasi wisata di Dataran Tinggi Dieng tetap aman dan masih bisa dikunjungi wisatawan, kecuali Kawah Sileri.

“Kawah Sileri masih berstatus Waspada (Level II) dengan radius bahaya 500 meter,” katanya.

Pihaknya selalu menyosialisasikan kepada masyarakat, khususnya petani yang memiliki lahan di sekitar Kawah Sileri. Sosialisasi tersebut, kata dia, kadang diberikan setiap tiga bulan sekali ataupun saat pihaknya melakukan pengukuran di kawah.

“Kami melakukan sosialisasi kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Nah, akhirnya mereka juga tahu bahwa memang Dieng seperti itu,” katanya.

Dalam hal ini, kata dia, erupsi sejumlah kawah di Dieng, termasuk Kawah Sileri, terjadi secara tiba-tiba karena tidak didukung dengan data-data yang lain.

Ia pun mencontohkan ketika terjadi erupsi freatik pada 18 Desember 2024, pihaknya tidak melihat adanya tanda-tanda yang mengarah kepada kejadian tersebut.

“Karena hidrotermal memang seperti itu, dangkal sekali karena yang keluar lumpur, bukan material batuan yang besar-besar seperti tahun 2021. Tapi ini kebanyakan lumpur dan lontarannya juga pendek, hanya 100 meter, itu yang kita lihat, mungkin dengan adanya curah hujan yang tinggi, sedimentasi yang masuk ke dalam kawah,” kata Surip.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejak 19 Desember 2024 pukul 18.00 WIB meningkatkan status Kawah Sileri dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II) seiring dengan adanya peningkatan aktivitas berupa erupsi freatik dari bagian timur kawah yang terjadi pada 18 Desember 2024 pukul 15.12 WIB.

Erupsi freatik itu terekam di seismograf digital dengan durasi gempa sekitar 200 detik dan amplitudo maksimum 42,7 milimeter. Erupsi freatik berupa semburan lumpur dengan sebaran ke arah utara-timur sejauh lebih kurang 100 meter, ke arah barat lebih kurang 25 meter, dan ke arah selatan lebih kurang 10 meter.

Selanjutnya pada 6 Januari 2025 pukul 10.58 WIB Kawah Sileri kembali mengalami erupsi freatik berupa semburan lumpur sejauh lebih kurang 50 meter ke arah utara dan barat laut, lebih kurang 25 meter ke arah barat, dan lebih kurang 5 meter ke arah selatan serta terekam di seismograf digital dengan durasi sekitar 56,8 detik dan amplitudo maksimum 42,7 milimeter.

Visual asap erupsi berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 70 meter dari permukaan air kawah.

Sama halnya dengan kejadian 18 Desember 2024, erupsi freatik pada 6 Januari 2025 tidak didahului oleh tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan baik secara visual maupun instrumental berupa kegempaan dan/atau geokimia sebelum terjadinya erupsi.

sumber: antara

 

Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santoso, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kasatlantas Polres Banjarnegara, Satlantas Polres Banjarnegara, Iptu Mohammad Bimo Seno, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Banjarnegara, Polisi Banjarnegara, Artanto, Ribut Hari Wibowo