Berita

TPA Tanjungrejo Kudus Ditutup Warga, Pencemaran Sungai dan ISPA Jadi Penyebab

Cropped Favicon Bi 1.png
×

TPA Tanjungrejo Kudus Ditutup Warga, Pencemaran Sungai dan ISPA Jadi Penyebab

Share this article
Tpa Tanjungrejo Kudus Ditutup Warga, Pencemaran Sungai Dan Ispa Jadi

Kudus – Warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus menggelar aksi demo menuntut agar tempat pemprosesan akhir (TPA) sampah ditutup. Warga mengeluh karena TPA Tanjungrejo kondisinya sudah melebihi kapasitas hingga menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar.

Pantauan detikJateng, Kamis (16/1/2025), massa mendatangi TPA Tanjungrejo sambil membawa alat pengeras suara. Massa melakukan aksi di sekitar TPA.

Terlihat kondisi TPA Tanjungrejo sudah penuh sampah hingga berserakan dan menimbulkan bau. Sampah itu bahkan meluber hingga menutup akses jalan yang biasa dilalui kendaraan pengangkut sampah.

Massa sempat alot berdebat dengan Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Kabupaten Kudus Abdul Halil. Usai orasi, massa kemudian menutup TPA.

Warga menutup dengan menyegel pintu masuk TPA Sampah Tanjungrejo dengan spanduk. Dalam spanduk itu tertulis penutupan TPA sampah Tanjungrejo karena tidak sesuai dengan standar pengelolaan sehingga berdampak mencemari lingkungan sekitar.

Koordinator aksi, Fahmi Arsad, mengatakan ada beberapa wilayah Desa Tanjungrejo yang terdampak TPA Tanjungrejo seperti RW 10, 9, 4 dan 3. Fahmi menjelaskan warga telah sepakat untuk menutup TPA sampah Tanjungrejo.

“Jadi hari ini kita sudah sepakat forum Ketua RW se-Desa Tanjungrejo yang didampingi oleh Pak Lurah sudah sepakat menutup TPA Tanjungrejo karena sudah beberapa tahun kita melakukan surat administrasi, kemudian negosiasi. Bahkan Pak Camat sudah kita sampaikan semua tidak ada pembenahan sama sekali,” jelas Fahmi ditemui di lokasi.

Fahmi menilai pengelolaan sampah di TPA sudah tidak sesuai standar. Pertama jalan akses truk kini telah berubah menjadi tumpukan sampah. Belum lagi warga mengeluh terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga aliran sungai yang tercemar limbah diduga dari TPA Tanjungrejo.

“Dampaknya banyak sekali seperti ISPA, sumber air sungainya itu banyak limbah sampah ke aliran sungai warga sekitar,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi TPA ini terparah sejak 3 tahun belakangan ini. Sebab, pencemaran dari TPA itu diduga membuat aliran sungai berbau dan berwarna hitam.

“Kaki masuk ke sungai itu positif gatal, karena airnya sangat hitam karena kena limbah dari TPA ini,” ujarnya.

Fahmi mengatakan jika TPA Tanjungrejo tidak ditutup, maka tidak akan ada respons dari pemerintah daerah. Penutupan ini sampai warga mendapatkan solusi yang tepat bagi masyarakat sekitar lingkungan.

“Kalau tidak ditutup seperti ini tidak akan ada respons dari pemerintah kita yang akan terdampak. Ini kita tutup sampai ada solusi konkret. Ini kita tambahin dengan pada agar truk tidak bisa masuk ke sini,” kata Fahmi.

Fahmi juga meminta agar TPA ini dipindah ke lokasi yang baru. “Kalau bisa TPA agar dipindah. Kita merasakan bau setiap jam 02.00 sampai 03.00 pagi baunya bukan main,” tegas dia.

Dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Kabupaten Kudus Abdul Halil mengakui jika TPA sampah Tanjungrejo kondisinya sudah overload. Pemerintah akan memberikan solusi jangka pendek dan menengah.

“Solusi jangka pendek ini kondisi TPA seperti ini sudah overload nanti akan kita tata lagi sehingga tidak seperti gunungan yang tidak berfungsi. Ini sebenarnya fungsi jalan karena overload kapasitas dari sampah kita terus didukung dengan cuaca yang tidak mendukung sehingga kalau dipaksakan akan terguling. Makanya kita tata di sini dulu sambil menunggu cuaca yang baik,” ujar Halil saat ditemui di lokasi.

“Termasuk dengan kendala alat kita yang eskavator tidak ada untuk menata, tapi doser (buldozer) sudah ada,” Halil melanjutkan.

Dia mengaku terkendala dengan alat berat. Menurutnya, pemerintah tengah menganggarkan untuk membeli alat berat tahun ini.

“Kalau itu sudah ada semuanya nanti kita tata dorong kemudian ditata, karena sebelah selatan ada tempat untuk membuang ke sana. Kendala kita alat tidak mampu dan cuaca,” jelasnya.

“TPA ini karena di sebelah selatan masih ada lahan kosong. Kalau alatnya mumpuni kita dorong, kita tata di sana. Paling tidak dua tahun masih bisa digunakan,” dia melanjutkan.

Halil mengatakan TPA Tanjungrejo memiliki luas 5,6 hektare. Setiap harinya ada 175 ton sampah yang masuk. Halil mendorong agar sampah dikelola mulai dari desa.

“Kami punya konsep menyelesaikan sampah ini di tingkat desa. Kalau yang masuk ke sini hanya residu atau sampah tidak terpakai,” pungkas dia.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo