Klaten – Hasil pemeriksaan satu keluarga di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten yang sempat mengonsumsi daging terpapar antraks, membuat deg-degan.
Untungnya, hasil pemeriksaan, keluarga yang mengonsumsi olahan daging sapi terpapar antraks, negatif antraks.
Meski begitu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten tetap melakukan pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan.
“Pengawasan pasar hewan lebih ditingkatkan. Disinfektan sudah kami dropping,” jelas Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten Triyanto, Minggu (17/3).
Diketahui, salah satu pasar hewan di Klaten berada di Kecamatan Prambanan.
Pasar yang ramai pada hari pasaran Jawa Legi dan Pon tersebut bisa menampung 500 ekor sapi dari berbagai daerah.
Termasuk hewan ternak dari Kabupaten Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta yang ditemukan kasus antraks.
Triyanto tidak ingin Kabupaten Klaten kebobolan kasus antraks.
“Tetap waspada dan hati-hati. Memang belum terindentifikasi kasus (antraks) di Klaten. Tapi istilahnya sedia payung sebelum hujan. Melakukan pencegahan dari pasar hewan,” ungkap Triyanto.
Diakui Triyanto, untuk mendeteksi secara langsung apakah sapi yang masuk ke pasar hewan terpapar antraks atau sehat, akan sulit.
Tetapi bisa diseleksi melalui kondisi fisiknya. Ketika sapi mengalami sakit, maka tidak diperbolehkan masuk pasar.
Sebelumnya, DKPP Klaten telah memvaksin 852 ekor sapi di lima desa Kecamatan Gantiwarno.
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono