SUKOHARJO – Puncak musim kemarau diperkirakan melanda Sukoharjo, periode Juli-Agustus. Ada tiga kecamatan langganan kekeringan, yakni Bulu, Weru, dan Tawangsari. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo sudah melakukan pemetaan, terkait desa-desa yang rawan krisis air bersih.
“Belum ada dropping air bersih karena tidak ada pengajuan. Saat ini wilayah langganan kekeringan masih aman. Pasokan air bersih dari sumur atau sumber masih penampungan aman,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Senin (17/6).
Diakui Ariyanto, kemarau ditandai cuaca panas. Dampaknya, terjadi penurunan debit air bersih di sumur warga dan sumber penampungan lainnya.
“Sekarang ini kan air bersih masih ada. Tapi debit di sumur rumah warga terpantau mulai turun. Ketika nanti warga kekurangan air bersih, langsung kami kirim bantuan,” imbuhnya.
Sementara itu, BPBD memetakan kerawanan bencana alam berdasarkan karateristik wilayah. Tim yang diterjunkan berkeliling ke 12 kecamatan se Kota Makmur. Pemetaan melibatkan masyarakat dan stakholder setempat.
“Pemetaan ini untuk update data. Terutama kondisi wilayah dan kerawanan bencana alam yang terjadi,” bebernya.
sumber: radarsolo
Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Nanang Haryono, Jawa Tengah, Jateng