REMBANG — Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Rembang mencapai angka fantastis selama delapan tahun terakhir, dengan total sekitar 783 ribu ton yang bernilai sekitar Rp 5,7 triliun.
Data ini menunjukkan kontribusi sektor perikanan yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, meski produksi mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Dalam periode 2016-2024, produksi perikanan Rembang sempat mencapai puncaknya pada 2020, dengan total 111 ribu ton dan nilai produksi sekitar Rp 807 miliar.
“Produksi kami memang naik turun setiap tahunnya,” ujar Bupati Rembang, Abdul Hafidz, dalam keterangannya.
Berdasarkan catatan, produksi perikanan Rembang mulai naik dari 72 ribu ton pada 2016 menjadi 78 ribu ton pada 2017, terus meningkat hingga mencapai puncaknya pada 2020.
Namun, dalam empat tahun terakhir, produksi cenderung menurun.
Pada 2021 tercatat sekitar 97 ribu ton, menurun menjadi 88 ribu ton pada 2022, dan berlanjut ke 79 ribu ton pada 2023.
Hingga Agustus 2024, produksi perikanan tangkap hanya mencapai sekitar 45 ribu ton.
Meski demikian, Abdul Hafidz tetap optimis terhadap sektor ini.
“Total produksi selama delapan tahun mencapai 783 ribu ton dengan nilai sekitar Rp 5,708 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar sektor perikanan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Rembang,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Rembang berharap agar produksi perikanan dapat kembali stabil dan memberikan kontribusi lebih besar dalam beberapa tahun ke depan.
Polres Rembang, Kapolres Rembang, AKBP Suryadi, Suryadi, Kabupaten Rembang, Pemkab Rembang, PolisiNgajiPolisiNyantri, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Rembang, Polisi Rembang, Artanto, Ribut Hari Wibowo