Berita

Delapan Warga Minta Maaf Usai Bentak Anggota TNI di Bendung Pleret BKB Semarang

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Delapan Warga Minta Maaf Usai Bentak Anggota TNI di Bendung Pleret BKB Semarang

Share this article
Delapan Warga Minta Maaf Usai Bentak Anggota Tni Di Bendung

Semarang – Bendung Simongan atau Pleret di sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang kembali viral karena ada juru parkir yang marah-marah ke anggota TNI yang mengingatkan bahayanya ‘surfing’ di Pleret. Ujung-ujungnya para juru parkir itu meminta maaf.

Peristiwa yang beredar di media sosial itu diketahui terjadi pada Rabu (17/7) siang. Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah orang mendesak anggota TNI dan ada yang berteriak-teriak sambil merekam.

“Ini sudah sejak lama. Hiburan masyarakat. Jangan cari muka,” teriak salah satu orang di video yang dilihat detikJateng, Jumat (19/7/2024). Dalam video juga terlihat orang itu menunjuk-nunjuk anggota TNI tersebut. Dia juga meminta agar kejadian itu diviralkan.

Sementara itu anggota TNI tersebut terlihat tetap tenang, kemudian tampak menelepon seseorang. “Viralkan! Viralkan!” teriak si orang yang sama.

Keesokan harinya, Kamis (18/7), para juru parkir itu sudah berada di Kantor Koramil 01/ Semarang Barat. Mereka lalu membuat video permintaan maaf.

“Kami warga Kelurahan Barusari minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Koramil 01 Semarang Barat, Bapak Dylan Andreas. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas viralnya video tersebut. Dan kami minta maaf tidak akan mengulangi kejadian tersebut,” ujar salah satu pria itu dalam video permintaan maaf.

Penjelasan Anggota TNI yang Dibentak-bentak

Bapak Dylan yang dimaksud ialah Sersan Mayor Dhiyan Andrela, Babinsa Simongan yang ditunjuk-tunjuk warga dalam video yang viral. Dylan mengatakan, saat itu pihaknya hanya ingin memberi imbauan karena sudah ada larangan bermain di sana.

“Untuk kronologi kejadian kemarin, viralnya saya, wahana air yang digunakan anak-anak bermain air dalam hal ini di sini Banjir Kanal, di situ sudah ada imbauan larangan dari papan pengumuman dari BBWS. Sebelumnya saya bersama Camat, staf Kelurahan, melihat kejadian anak-anak viral bermain air di Banjir Kanal. Kami memberikan edukasi, sangat berbahaya apa yang dilakukan mereka,” kata Dylan kepada wartawan di kantor Danramil Semarang Barat, Jumat (19/7/2024).

Peristiwa itu sebenarnya terjadi di wilayah Koramil 13/Semarang Selatan, namun karena saat itu Dylan ada di sana dan sudah berkoordinasi dengan Babinsa setempat, dia bermaksud mengingatkan warga. Namun, dia mendapat penolakan dari para juru parkir.

Danramil 13/Semarang Selatan, Mayor Arh Sujono membenarkan lokasi kejadian ada di wilayahnya. Ada delapan orang yang kemudian meminta maaf karena kejadian tersebut.

“Ada delapan orang kemarin. Iya sudah minta maaf,” kata Sujono.

Untuk diketahui, bendung Pleret tiap sore ramai dikunjungi para remaja hingga orang dewasa. Mereka melakukan seluncuran ala surfing di mercu yang digunakan untuk turunnya air karena beda tinggi sungai.

Larangan bermain sebenarnya sudah dipasang di sana. Penjaga bendung pun sudah berusaha menutup akses dengan menggembok beberapa pintu. Peringatan berkali-kali disampaikan namun penjaga tetap kewalahan.

Setelah viral di media sosial, surfing di Pleret makin ramai bahkan bisa ratusan orang yang datang. Menurut penjaga bendung, potensi bahaya yang bisa terjadi antara lain tenggelam karena tidak tahu ada beda kedalaman, juga kemungkinan adanya air bah dari daerah atas.

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Nanang Haryono, AKBP Suryadi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia