Berita

Disnakan Boyolali Didatangi Peternak Sapi Perah, Berikut Tuntutan yang Disampaikan

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Disnakan Boyolali Didatangi Peternak Sapi Perah, Berikut Tuntutan yang Disampaikan

Share this article
Disnakan Boyolali Didatangi Peternak Sapi Perah, Berikut Tuntutan Yang Disampaikan

BOYOLALI – Puluhan pengepul, peternak hingga peloper susu menggeruduk Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Jumat (8/11).

Mereka mengeluhkan penolakan susu oleh industri pengolahan susu (IPS).

Sebelumnya, perwakilan peternak beraksi bagi- bagi susu sapi di Simpang Lima Boyolali. Bahkan, banyak pula produkdi susu segar yang terpaksa dibuang karena tidak laku.

Salah satu peloper susu asal Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Sugianto mengaku biasa mengirimkan susu ke NSP Pasuruan sebelum diloper ke IPS.

Hanya saja, IPS membatasi setoran susu dari peloper dengan alasan maintenance mesin.

“Tidak mungkin itu perawatan mesin, yang jelas alasannya yang terjadi di lapangan sekarang ini, kran impornya dibuka. Kami berharap impornya ditutup,” katanya.

Selama dua minggu ini, dirinya sudah membuang susu 33 ton. “Saya gak bisa nolak susu peternak. Jadinya saya rugi sampai Rp 1,5 miliar. Kalau seperti ini, ya gak kuat.”

Hal senada diungkapkan Pengurus KUD Mojosongo, Sriyono. Dia mengaku bahwa KUD Mojosongo telah membuang 50 ton susu sampai Jumat (8/11).

Hal ini dialami merata oleh KUD dan pengepul-pengepul susu. Mulai dari Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Musuk, Tamansari, hingga Cepogo dan sekitarnya.

“Biasanya kita perhari masuk ke KUD Mojosongo itu 23 ton, yang mampu terserap ke industri cuma diangkat 17 ton.”

Alasan IPS tak menyerap susu karena mantanance mesin. Sedangkan peternak beranggapan lain.

“Ya kemungkinan ada juga ya kita berasumsi bahwa karena memang produk impor banyak yang masuk dari susu. Produksi susu nasional kita baru diangka 20 persen, yang 80 persennya kan masih impor.”

Seandainya pasar memang sepi, lanjut dia, harusnya impor yang dikurangi. Jadi produk peternak nasional mampu terserap semua.

“Tapi itu tidak dilakukan artinya impor masih stabil, pasar sepi. Akhirnya kan yang dikalahkan dengan produksi dari peternak lokal kita. Ini mengakibatkan gejolak di tingkat peternak.”

sumber: suaramerdeka

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo