Berita

Ini Penjelasan Polisi Terkait ‘Kreak’, 3 Fakta Pria Diamankan Warga Srondol Kulon Semarang

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Ini Penjelasan Polisi Terkait ‘Kreak’, 3 Fakta Pria Diamankan Warga Srondol Kulon Semarang

Share this article
Penjelasan Polisi Soal ‘kreak’, 3 Fakta Sejumlah Pria Diamankan Di

SEMARANG – Sekelompok pria menjadi bulan-bulanan setelah membikin resah warga di Srondol Kulon, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Dalam video yang beredar viral di media sosial, sejumlah pria itu tampak berdiri berjejer membelakangi sebuah dinding.

Seorang anggota TNI terlihat memberikan sedikit ‘pelajaran’ berupa keplakan dan sikutan kepada masing-masing pria itu.

Di sekitar para pria itu berdiri, warga sekitar tampak mengerubunginya.

Dilansir dari video yang diunggah @Pao_C1 di X, dijelaskan bahwa para pelaku merupakan kawanan gangster yang tak segan-segan menyakiti korbannya.

Keterangan dari video itu menyebutkan bahwa mereka merupakan ‘kreak’.

“Gangster Kreyak-kreyak bawa senjata tajam ketangkap anggota BR di Srondol Kulon. Kasih pengertian tipis-tipis sebelum diangkut ke kantor polisi,” tulis akun tersebut.

Berikut tiga fakta yang telah dihimpun TribunJakarta.com terkait peristiwa viral tersebut.

1. Bukan gangster

Polisi membenarkan bahwa peristiwa viral itu terjadi di wilayah Srondol Kulon tepatnya di RT 003 RW 003 pada Minggu (6/10/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.

“Iya benar kejadian itu,” ujar Kapolsek Banyumanik, Kompol Ali Santoso seperti dikutip Kompas.com pada Senin (7/10/2024).

Pihak kepolisian pertama kali mendapatkan laporan dari warga yang melaporkan ke petugas Bhabinkamtibmas setempat.

Polisi memberikan klarifikasi terkait video yang menerangkan bahwa para pelaku berasal dari gangster kreak.

“Saya luruskan bukan kreak,” lanjutnya.

Dilansir dari Kompasiana, Kreak merupakan istilah yang merujuk pada kelompok atau geng remaja yang terlibat dalam aksi kekerasan, tawuran dan tindakan kriminal lainnya.

Seringkali mereka beraksi menggunakan senjata tajam seperti celurit.

Istilah kreak banyak dipakai di wilayah Semarang.

2. Kawanan tukang batu

Polisi melanjutkan bahwa sekelompok pria itu bukanlah kawanan gangster.

Mereka yang berjumlah lima orang, sehari-hari bekerja sebagai tukang batu.

3. Masalah pribadi

Kegaduhan yang terjadi di Desa Srondol Kulon ternyata bukan karena mereka ingin melakukan tindak kekerasan kepada warga.

Mereka memiliki masalah pribadi sehingga menimbulkan keributan di salah satu kamar kos di wilayah tersebut.

Setelah bikin resah warga, kelima tukang batu itu dibawa ke polsek.

“Tolong diluruskan ya (video narasi kreak yang viral di media sosial,” kata Ali.

Dengan klarifikasi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami konteks kejadian yang sebenarnya dan tidak terpengaruh oleh narasi yang beredar di media sosial.

sumber: TribunJakarta.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai