Berita

Jalan Menuju Alun-Alun Temanggung Ditutup: Ada Doa Bersama Acara Wiwit Mbako Festival Kesenian

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Jalan Menuju Alun-Alun Temanggung Ditutup: Ada Doa Bersama Acara Wiwit Mbako Festival Kesenian

Share this article
Jalan Menuju Alun Alun Temanggung Ditutup: Ada Doa Bersama Acara Wiwit

Temanggung – Jalan menuju Alun-alun Temanggung akan ditutup untuk gelaran Wiwit Mbako Festival Kesenian Kabupaten Temanggung, Sabtu (4/5/2024) pukul 07.00 WIB.

Kegiatan berupa doa bersama memohon kelancaran memulai menanam tembakau. Sehingga hasilnya memuaskan. Selain itu ada kirab bibit tembakau.

Ketua pelaksana Sri Hariyanto mengatakan, data Jumat (3/5/2024), peserta hampir mencapai 5.000. Angka tersebut masih berkembang bisa tembus 7.000.

“Dari depan city walk sampai Pandean ditutup total. Jadi kalau pinggirannya sudah full, peserta sampai di aspal,” katanya kepada Jawa Pos Radar Magelang.

Dia menjelaskan, peserta melakukan persiapan pukul 07.00 WIB. Paling lambat setengah delapan sudah berangkat kirab bibit tembakau dari peserta.

Peserta kirab adalah forkompimda, didahului pasukan drumband, pasukan prajuritan, gunungan dan kelompok tani, serta pimpinan OPD.

Kirab dilakukan dari Pendopo Jenar kompleks kantor Bupati Temanggung, menuju Tugu Pancasila, lalu ke Alun-alun.

“Kenapa start dari Pendopo Jenar, karena ada makna tersendiri. Artinya bahwa bibit tembakau Kabupaten Temanggung banyak varietasnya yang memang dikembangkan oleh dinas pertanian,” jelasnya.

Bibit tersebut akan dibagikan kepada kelompok tani, bukan diperebutkan. Petugas akan membagikan usai bibit didoakan bersama.

Harapannya, bibit yang sudah didoakan bisa membuat baik semuanya.

Dia menyebutkan, hingga pukul 09.00 WIB kemarin sudah ada 1.001 tumpeng, dan masih bertambah, yang didaftarkan oleh masing-masih kelompok tani untuk memeriahkan kegiatan ini.

Bagi masyarakat desa atau pada umumnya di Temanggung, ada yang menyebut bucu dengan sego gurih atau nasi rasulan.

“Nasi rasulan ini kan dikandung maksud untuk tasyakuran. Artinya petani di Temanggung zaman dulu, nenek moyang kita, kalau mau bercocok tanam sudah menjadi adat budaya bikin bucu atau tumpeng dibagikan ke tetangga sebagi wujud syukur,” terangnya.

Tujuan dari doa bersama memohon pada Allah agar musim tanam tembakau tahun ini dan berikutnya diberikan cuaca yang baik.

sumber: radarmagelang

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono