Kasus Dugaan Bullying di Wonosobo, Polisi Lakukan Otopsi setelah Bongkar Jenazah Korban

Kasus dugaan bullying di wonosobo, polisi lakukan otopsi setelah bongkar
Kasus Dugaan Bullying di Wonosobo, Polisi Lakukan Otopsi setelah Bongkar



Wonosobo – Penyidik Satreskrim Polres Wonosobo akhirnya membongkar jenazah TA, siswa SD yang diduga menjadi korban bullying di sekolahnya.

Pembongkaran dilakukan Kamis (9/10/2025) sekitar pukul 09.00 pagi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Kertek, Wonosobo.

Kasatreskrim Polres Wonosobo AKP Arif Kristiawan menjelaskan, langkah tersebut diambil sebagai bagian dari proses penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kematian korban.

Setelah dilakukan pembongkaran, jenazah langsung dibawa ke RSUD Setjonegoro Wonosobo untuk dilakukan otopsi oleh tim forensik.

“Setelah kami mendapatkan informasi adanya anak yang meninggal dunia, kami langsung melakukan tindakan resumasi. Langkah ini penting untuk memperoleh kejelasan tentang sebab-sebab kematian korban,” jelas Arif saat dikonfirmasi, Kamis (9/10/2025).

Menurutnya, hasil pemeriksaan baru dapat diketahui setelah melalui tahapan pemeriksaan laboratorium di Polda Jawa Tengah.

“Kami belum bisa memastikan kapan selesai dan keluar hasilnya karena masih harus dicek lab di Polda Jateng terlebih dahulu. Tapi kami akan sampaikan hasilnya secepatnya setelah kami terima,” ujarnya.

Arif menambahkan, setelah proses otopsi selesai, jenazah TA akan langsung dimakamkan kembali di TPU Kelurahan Kertek.

Sebelumnya, pihak keluarga sempat menolak dilakukannya otopsi. Namun, setelah diberikan pemahaman oleh pihak kepolisian, keluarga akhirnya legawa dan memberikan izin.

“Kami berempati dengan keluarga korban atas musibah ini. Setelah kami berikan penjelasan, alhamdulillah keluarga bisa menerima dan mengizinkan proses otopsi,” katanya.

Hingga Kamis malam, penyidik masih terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk orang tua korban dan warga sekitar.

“Kami sudah memeriksa saksi secara maraton, termasuk orang tua dan lingkungan sekitar. Pemeriksaan akan terus kami lakukan, termasuk terhadap pihak sekolah bila diperlukan,” terang Arif.

Pihak kepolisian hingga kini belum dapat memastikan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban sebelum hasil otopsi keluar.

Read more