Semarang – Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Pihak keluarga mahasiswa yang ditemukan bunuh diri di kamar kosnya di Gang Pisang Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, membantah korban terlilit pinjaman online (pinjol). Kakak kandung korban, Dedi (27), mengaku kecewa dengan kabar yang beredar di media sosial.

“Terkait informasi yang beredar di Tiktok, di Twitter, saya bener-bener kecewa ke orang yang menyebarkan berita yang tidak valid, itu gosip yang menyatakan adik saya bunuh diri gara-gara pinjol,” kata Dedi saat ditemui wartawan di kos korban, Jumat (4/10/2024).

Usai mengetahui adiknya bunuh diri di kamar kos pada Kamis (3/10) malam, ia langsung mendatangi rumah sakit dan menemui pihak kepolisian serta forensik. Diketahui, korban dinyatakan tewas murni akibat bunuh diri.

“Polisi dan forensik mengatakan memang pure bunuh diri. Alasan untuk bunuh diri itu kita dari keluarga sama sekali nggak ada yang tahu kenapa bisa bunuh diri. Tetapi memang ada surat ditinggalin,” tuturnya.

“Untuk pinjol, adik saya nggak pernah pinjol. Bahkan adik saya bendahara dan dipercaya megang duit Rp 16 juta, karena anak ini benar-benar nggak neko-neko, dan pada akhirnya uang itu memang kembali,” imbuh Dedi.

Dedi dan pihak kepolisian telah mengecek ponsel milik adiknya dan tak menemukan tanda-tanda adanya aplikasi pinjol. Ia pun menegaskan kabar terkait adiknya terlibat pinjol hoax atau palsu.

“Saya kan juga ingin validasi, apakah benar adik saya pinjol. Ternyata nggak benar, itu hoax yang terkait pinjol,” tegasnya.

Dia menegaskan korban yang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara itu tak pernah kekurangan uang. Orang tuanya selalu mengirimkan uang lebih kepada korban.

“Sampai sekarang aku sebagai abang masih penuh tanda tanya, maksud dia gimana. Sementara kalau di keluarga itu benar-benar pure baik-baik aja. Anaknya itu pendiam, jarang ngomong terus tertutup dan harus kita ajak ngobrol,” ungkapnya.

“Suka game, main game, tapi untuk terkait keuangan adik saya itu benar-benar mencukupi. Dalam konteks nggak pernah kekurangan. Saya sebagai abang menyaksikan itu orang tua selalu memberikan kiriman yang benar-benar mencukupi, bahkan lebih,” lanjutnya.

Namun, Dedi menyebut adiknya itu baru-baru ini diketahui bekerja sampingan sebagai pengantar makanan di salah satu aplikasi jual beli online selama kurang lebih satu bulan.

“Aku awalnya nggak tahu. Sama sekali enggak tahu dan ternyata dia daftar Shopeefood dan menarik Shopeefood sudah satu bulan lamanya dan aku kecewa. Karena pertanyaan aku, duit itu benar-benar mencukupi, tapi kenapa bisa narik Shopeefood, itu pertanyaan saya,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswa ditemukan bunuh diri di kamar kosnya di Gang Pisang Kelurahan Sekarang, Gunungpati, Kota Semarang. Korban juga diketahui meninggalkan surat wasiat untuk keluarganya.

Kabar tersebut viral usai diunggah di media sosial. Salah satunya diunggah akun Instagram @infokejadian_semarang. Dalam unggahan itu, tampak sejumlah polisi tengah mendatangi tempat kejadian perkara.

Di lokasi juga ditemukan surat wasiat korban untuk keluarganya. Berdasarkan KTP korban, diketahui ia merupakan warga asli Pontianak, Kalimantan Barat.

“Seorang mhswa ditemukan ngndt di kamar kos daerah Sekaran Unnes. KTP Kalimantan Barat, Kab. Kuburaya. Sudah ditangani jajaran kepolisian,” tulis akun @infokejadian_semarang, dikutip detikJateng, Jumat (4/10).

sumber: detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai