Berita

Kerawanan Longsor di Sukoharjo, Enam Desa Terkena Dampak Tinggi

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Kerawanan Longsor di Sukoharjo, Enam Desa Terkena Dampak Tinggi

Share this article
6 Desa Sukoharjo Ditetapkan Masuk Wilayah Kerawanan Tanah Longsor

SUKOHARJO – Enam desa masuk kategori tingkat kerawanan tinggi tanah longsor. Warga yang tinggal di wilayah perbukitan diminta waspada bencana alam mengingat curah hujan tinggi. Petugas gabungan sudah disiagakan memantau titik rawan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (5/12/2024) mengatakan, enam desa dengan tingkat kerawanan tinggi bencana alam tanah longsor berada di dua kecamatan. Rinciannya, Kecamatan Weru di Desa Tawang dan di Kecamatan Bulu meliputi Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa Kedungsono dan Desa Tiyaran.

Enam desa tersebut berada di wilayah perbukitan dan pernah mengalami bencana alam tanah longsor beberapa tahun lalu. BPBD Sukoharjo meminta kepada warga yang tinggal disana waspada mengingat curah hujan tinggi sekarang.

Ariyanto mengatakan, curah hujan sejak beberapa hari sangat tinggi dan terus mengalami peningkatan. Kondisi alam tersebut harus diwaspadai dengan datangnya bencana alam salah satunya tanah longsor. Warga khususnya yang tinggal di wilayah perbukitan diminta untuk tetap waspada. Sebab tanah longsor bisa saja terjadi.

BPBD Sukoharjo memetakan wilayah rawan tanah longsor berada di beberapa desa di wilayah Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Tiga kecamatan tersebut memiliki karakteristik wilayah perbukitan. Termasuk juga rumah warga dan perkampungan penduduk berada di bukit.

“Kondisi wilayah yang berbukit dimana tanah kering terpapar panas ekstrem saat musim kemarau lalu dan sekarang diguyur hujan deras setiap hari membuat rawan tanah longsor. Warga tetap diminta waspada bencana alam mengingat curah hujan tinggi sekarang,” lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah melakukan pemantauan wilayah terkait kerawanan bencana alam memasuki musim hujan sekarang. Pemantauan dilakukan meliputi semua bentuk kerawanan bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang. Semua wilayah diperlakukan sama terhadap kerawanan bencana alam.

Dalam pemantauan tersebut juga dilakukan pemetaan titik wilayah paling rawan bencana alam tanah longsor. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan benda. Sebab beberapa rumah warga diketahui berada di bawah dan atas bukit.

“Bencana alam sekarang sulit diprediksi kapan datang seiring perubahan fenomena alam yang ekstrem dimana sebelumnya sangat panas sekarang curah hujan tinggi,” lanjutnya.

Ariyanto menjelaskan, kondisi cuaca sekarang sering mengalami perubahan ekstrem dimana siang hari panas terik kemudian mendadak muncul awan mendung hitam pekat. Selain itu juga angin kencang dan hujan deras.

“Hujan sudah turun setiap hari di sejumlah wilayah di Kabupaten Sukoharjo dengan durasi lama,” lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sudah turun melakukan pemantauan dengan menerjunkan petugas gabungan bersama relawan dan masyarakat. Pemantauan dilakukan dengan melibatkan juga pihak pemerintah desa dan kecamatan setempat.

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, Kepolisian Resor Sukoharjo, Polisi Sukoharjo, Artanto, Ribut Hari Wibowo