SEMARANG – Enam pelaku penyerangan hingga meninggal mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21), akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.
“Ada enam tersangka yang diamankan. Kita juga sedang kejar pelaku lainnya,” ujar Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar di Polrestabes Semarang, Kamis (19/9/2024).
Sebelumnya diberitakan bahwa Muhammad Tirza, mahasiswa semester akhir Program Sarjana Teknik Informatika Udinus, meregang nyawa setelah diserang oleh sekelompok orang tidak dikenal.
Kejadian penyerangan tersebut di depan SPBU Kelud, Semarang, pada Selasa (17/9/2024) sekitar pukul 02.30 WIB.
Tirza juga dikenal sebagai anggota aktif Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampusnya.
Dalam waktu dua hari setelah kejadian, kepolisian berhasil mengamankan enam tersangka yang terlibat dalam penyerangan brutal ini.
Pelaku utama yang pertama kali ditangkap adalah Rico Sandova (23).
Rico diketahui menjadi pelaku yang menyabetkan senjata tajamnya saat korban sedang berkendara dengan temannya, hingga menyebabkan korban terjatuh.
Pelaku utama lainnya, Bagas Rizky (22), ditangkap pada Kamis pagi (19/9/2024).
Selain mereka, dua pelaku lainnya turut menghabisi korban dengan beberapa kali sabetan celurit.
Pelaku lainnya, Raden Ricky (20), yang merupakan warga Manyaran, Semarang Barat, juga berhasil ditangkap.
Para pelaku yang ditangkap ini diketahui merupakan anggota gangster All Star yang sebelumnya terlibat tawuran dengan geng Witchsel019.
Dari geng Witchsel019, polisi juga mengamankan tiga anggota, yaitu Roni Hasim (22), Bagus Ardhi (22), dan seorang remaja berinisial IB (17).
“Dalam dua hari ini ada enam tersangka yang berhasil ditangkap. Tersangka utama Rico Sandova (23) dan Bagas Rizky (22) adalah pelaku yang paling bertanggung jawab atas kejadian ini,” tutur Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar.
Kronologi Kejadian
Kejadian penyerangan mahasiwa Udinus Semarang bermula saat korban dan temannya sedang melintas di depan SPBU Kelud, Semarang, dalam perjalanan pulang.
Mereka tiba-tiba dikejar oleh rombongan pelaku hingga terjatuh, kemudian korban dihajar dengan celurit hingga meninggal dunia di tempat.
Dalam konferensi pers tersebut, para tersangka dihadirkan bersama barang bukti berupa tujuh celurit panjang yang digunakan dalam penyerangan.
Kombes Irwan Anwar menjelaskan bahwa kejadian ini bermula dari tantangan antar geng yang dilakukan di media sosial.
“Ada tantang-tantangan antara grup All Star dengan grup Witchsel.”
”Namun, Muhammad Tirza yang tidak ada kaitannya dengan perselisihan tersebut justru menjadi korban.”
”Saat ia sedang dalam perjalanan pulang dari Gunungpati ke rumahnya,” ujar Irwan.
Penangkapan keenam pelaku ini menjadi langkah awal dalam penegakan hukum terhadap tindak kekerasan yang meresahkan masyarakat.
Kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dan mengingatkan masyarakat agar tidak terlibat dalam aksi kekerasan dan provokasi yang berbahaya.
Sumber : suaramerdeka.com
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo