Berita

Maraknya Tawuran di Magelang, Solusi Psikolog UGM: Perkuat Pendidikan Keluarga

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Maraknya Tawuran di Magelang, Solusi Psikolog UGM: Perkuat Pendidikan Keluarga

Share this article
Maraknya Tawuran Di Magelang, Solusi Psikolog Ugm: Perkuat Pendidikan Keluarga

Magelang – Maraknya aksi kejahatan yang melibatkan anak dan remaja di Magelang, termasuk tawuran bersenjata tajam yang direncanakan melalui geng-geng remaja, menjadi perhatian serius.

Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Diana Setiyawati, menilai bahwa permasalahan ini bermula dari disfungsi keluarga yang tidak mampu menjalankan perannya dengan baik.

“Keluarga-keluarga yang tidak berfungsi membawa anak-anak bermasalah ke masyarakat kita. Kalau semua keluarga itu berfungsi, sebenarnya anak-anak yang keluar rumah tidak akan bermasalah seperti ini,” ungkap Diana saat ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar kesehatan mental di Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Rabu (11/12/2024).

Diana, yang juga menjabat sebagai Kepala Unit Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM, menjelaskan bahwa keluarga memiliki lima fungsi utama.

Pertama, memenuhi kebutuhan fisik seperti makanan, minuman, sandang, dan papan.

Kedua, mendidik serta menyosialisasikan nilai-nilai kepada anak-anak.

“Anak-anak itu seharusnya keluar rumah dengan membawa nilai-nilai yang baik, dan tugas keluarga adalah menanamkannya,” jelasnya.

Fungsi ketiga, menurut Diana, adalah menciptakan kebahagiaan dalam pasangan orangtua.

• KASUS Bocah di Boyolali Dikeroyok Seusai Dituduh Mencuri, Begini Analisa Psikolog UGM Yogyakarta

“Karena happy parent, happy children. Jika orangtua tidak bahagia, maka anak-anak juga tidak akan merasa bahagia,” katanya.

Fungsi keempat adalah memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang lemah, seperti anak-anak kecil, lansia, atau mereka yang membutuhkan perhatian khusus.

Terakhir, keluarga harus memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarganya, termasuk memberikan cinta, kepercayaan, dan penghargaan.

Ketika hal ini tidak terpenuhi, anak-anak akan mencari rasa cinta dan pengakuan di luar rumah, yang sering kali salah arah.

“Kalau seorang anak tidak merasa dicintai atau dihargai di rumah, mereka akan mencari tempat lain. Geng remaja sering kali menjadi pelarian karena menawarkan cinta tanpa syarat, sekalipun itu destruktif,” tutur Diana.

Ia juga menambahkan bahwa disfungsi keluarga tidak hanya berdampak pada anak-anak, tetapi juga pada pasangan.

Perselingkuhan dan perceraian, menurutnya, sering terjadi karena keluarga tidak lagi menjadi tempat yang nyaman untuk saling mencintai dan menghargai.

sumber: TribunJogja.com

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo