MALANG – Wahyu Hidayat, Penjabat Wali Kota Malang periode 24 September 2023 sampai 10 Agustus 2024 dinilai piawai memajukan wilayahnya dalam waktu singkat. Empat program prioritas menjadi pemacu kemajuan kota dan berdampak terhadap masyarakat, yaitu mengatasi kemiskinan ekstrem, mengendalikan inflasi, meningkatkan pelayanan publik, dan menekan stunting.
Wahyu mengatakan, dalam mengatasi kemiskinan, dia mulai dengan inovasi sistem informasi sistem pendataan melalui aplikasi Pendataan Kesejahteraan Sosial Kota Malang (PDKT SAM) Reborn. Tujuannya, memastikan penanganan dan penanggulangan kemiskinan tepat sasaran. Upaya pengurangan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan masyarakat, dan strategi meminimalkan kantong kemiskinan terus digencarkan.
Hasilnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tercatat per Agustus 2024 persentase penduduk miskin di Kota Malang menyentuh 3,91 persen. Angka ini terendah dalam satu dekade terakhir. “Secara komparatif, angka itu terendah se-Jawa Timur dan jauh di bawah angka nasional,” kata Wahyu, belum lama ini.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Malang juga menurun dari 7,66 persen pada 2022 menjadi 6,80 persen pada 2023. Beberapa langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Kota Malang, yaitu membuka pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja hingga menjaga kondusifitas hubungan industrial.
Pada aspek kesehatan, Wahyu membuat kebijakan alokasi kesehatan sebesar Rp 285,8 miliar. Anggaran ini berdampak pada peningkatan fasilitas dan tenaga kesehatan. Khusus penanganan stunting, Wahyu menambah alokasi anggaran sebesar Rp 18,08 miliar atau naik 9,01 persen dari 2023. Sehingga, total anggaran untuk penanganan stunting pada 2024 mencapai Rp 227,6 miliar.
Anggaran itu Wahyu gunakan untuk intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan intervensi pilar sebagai program penanganan stunting. Langkah ini ditunjang oleh inovasi Aksi Lima Gerakan Cegah Stunting, Gemas Si Keling, Puskesmas Gribig, Gunting Mas Jo, dan Klenting Donasi. Semua itu dicanangkan untuk menekan angka stunting.
Aspek kesejahteraan rakyat dan pelayanan publik dia tingkatkan dengan berbagai upaya. Di antaranya, mendirikan Mal Pelayanan Publik, mengoptimalkan pelayanan perizinan dan non-perizinan. Wahyu juga melahirkan inovasi pelayanan publik. Salah satunya, portal tunggal layanan terintegrasi yakni Malang Mbois.
Malang Mbois adalah sistem informasi yang disiapkan sebagai rumah integrasi layanan publik berbasis elektronik dari seluruh perangkat daerah di Kota Malang. “Kami menggunakan satu telepon selular untuk semua pelayanan di Kota Malang. Alhamdulilah semua terfasilitasi dengan baik dan masyarakat terlayani,” ujar dia.
Sementara itu, sejumlah kegiatan unggulan, seperti Ekonomi Kreatif dan Kemis Mbois mendukung produk lokal dengan menginstruksikan ASN Kota Malang mengenakan pakaian dan aksesori buatan UMKM. Ada pula aksi penanganan kemacetan dan pengelolaan sampah.
Masyarakat Kota Malang juga bisa langsung berdialog dengan Wahyu Hidayat setiap Selasa pagi melalui program Ngombe dan Ngombe STMJ alias Senam Tehes Mbois Jumat saban Jumat. Dari 14 kali program itu berlangsung, Wahyu menerima lebih dari 69 pengaduan masyarakat.
Kini Wahyu pun siap kembali memimpin jika diberikan kepercayaan oleh masyarakat pada Pilkada Serentak 2024. Pada akhir Agustus lalu, Wahyu Hidayat bersama Ali Muhohirin (WALI) telah mendaftarkan diri di Pilkada Kota Malang. Dia pun telah menyusun lima program unggulan untuk menjadikan Kota Malang lebih bersinar lagi.
Pilkada Malang Kota, Pilwakot Malang, Pilwali Malang, Wahyu Hidayat, Nomor Urut 1 Paslon Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Paslon Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Paslon 1 Wahyu Hidayat, Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin, Malang Kota, Kota Malang, Jawa Timur, Pilkada Jatim, Kodya Malang, Pemkot Malang