Berita

Penyebab Ledakan Kasus PMK di Jawa Tengah, Ini Penjelasannya

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Penyebab Ledakan Kasus PMK di Jawa Tengah, Ini Penjelasannya

Share this article
Lonjakan Kasus Pmk Di Jawa Tengah, Begini Penyebab Utamanya

SEMARANG — Kasus penyakit kuku dan mulut (PMK) yang menyerang hewan ternak tengah meledak di Jawa Tengah (Jateng) setelah ribuan hewan ternak diduga terserang penyakit mematikan tersebut. Menurut Pemerintah Provinsi Jateng, maraknya kasus PMK disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah belum tervaksinnya hewan ternak.

“Saat ini, sampai dengan tanggal 7 Januari pukul 23:59 WIB, kasus (PMK) di Jawa Tengah yang terduga atau suspek itu ada 2.387 ekor,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, Hariyanta Nugraha, kepada Republika ketika ditanya perkembangan kasus PMK di Jateng, Rabu (8/1/2025).

Dia berkata, kasu ssuspek tersebut tersebar di 25 kabupaten/kota di Jateng, mencakup 207 kecamatan dan 496 desa atau kelurahan. Menurut Hariyanta, dari total kasus yang tercatat, sebanyak 25 ekor dinyatakan sembuh, 20 ekor lainnya dipotong, dan 56 ekor mati.

Pemprov Jateng sudah melakukan skrining hewan ternak yang diduga terserang PMK sejak Desember lalu. Skrining dilakukan setelah adanya laporan dari para peternak.

“Memang dari hasil skrining itu, ternak-ternak yang terkena PMK itu adalah ternak-ternak yang belum tervaksin. Belum tervaksin karena memang ada penolakan-penolakan dari para peternak karena takut nanti ternyata (ternaknya) malah sakit dan sebagainya,” ucap Hariyanta.

Dia menambahkan, faktor lain yang menyebabkan kasus PMK merebak adalah telah menurunnya efektivitas vaksin. “Karena untuk pelaksanaan vaksinasinya itu harusnya secara teratur setiap enam bulan sekali atau dipercepat tiga bulan sekali. Kemarin dari hasil tracing kami itu ada ternak-ternak yang memang terkahir kali divaksin Mei 2023 dan belum divaksin lagi,” ujarnya

Faktor lain penyebab maraknya kasus PMK di Jateng, kata Hariyanta, yakni sudah datangnya musim penghujan. “Ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga memang risiko terhadap peningkatan kasus PMK meningkat lagi,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada tim koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk penanganan kasus PMK di Jateng. “Jadi langkah-langkah yang kami lakukan pada tanggal 29 Desember kemarin kami mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 350 botol atau setara 8.750 dosis,” kata Hariyanta.

Hariyanta menambahkan, vaksin tersebut sudah didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota di Jateng, antara lain Blora, Rembang, Jepara, Grobogan, Karanganyar, Boyolali, Brebes, Purworejo, dan Kota Semarang. “Kami juga melakukan langkah-langkah pembersihan lingkungan dengan pemberian desinfektan kepada kabupaten/kota, termasuk pensuci hama di daerah-daerah rentan seperti di pasar-pasar hewan, kemudian di kandang-kandang kelompok (peternak),” ucapnya.

Dia mengungkapkan, Pemprov Jateng juga akan terus melaksanakan kegiatan komunikasi informasi dan edukasi kepada para peternak. Proses tersebut turut melibatkan personel TNI/Polri.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Artanto, Ribut Hari Wibowo