BeritaHankam

Pj Gubernur Jawa Tengah Ungkap Kondisi Tanggul Jebol Penyebab Banjir di Demak

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Pj Gubernur Jawa Tengah Ungkap Kondisi Tanggul Jebol Penyebab Banjir di Demak

Share this article
Antarafoto Hari Kedua Banjir Masih Memutus Jalur Pantura Demak Kudus 090224 Ast 5.jpg

Demak – Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengungkap kondisi dua tanggul jebol yang menjadi penyebab banjir di Kecamatan Karanganyar, Demak. Banjir tersebut berasal dari jebolnya Sungai Wulan.

Ia menerangkan bahwa Sungai Wulan merupakan Sungai besar yang menyatukan sejumlah sungai. Yakni Sungai Lusi, dan Sungai Serang.

“Jadi kita tadi meninjau lokasi tanggul yang jebol, kalau kita lihat kondisi di lapangan, Sungai Wulan ini berada di wilayah Demak dan Kudus. Jadi sungai ini banyak sungai-sungai yang mengarah ke Sungai Wulan. Sungai Lusi, Sungai Serang. Sehingga ketika hujan ini intensitasnya semakin tinggi maka Sungai Wulan ini semakin besar tabungan airnya,” kata Nana didampingi Pangdam Diponegoro dan Bupati Demak, di Jembatan Tanggul Angin, Dukuh Babatan, Desa Karanganyar, Demak, Sabtu (10/2/2024).

“Dan kemarin (Kamis, 8/2), intensitasnya cukup tinggi dan sebagainya sehingga menyebabkan dua lokasi yang tanggulnya jebol. Yang satu ukuran 33 meter, yang satu lagi ukuran 20 meter,” sambungnya.

Ia menerangkan bahwa dua tanggul jebol tersebut yang menjadi penyebab utama banjir yang bertahan 3 hari ini. Yakni membuat pantura lumpuh dan membuat 15.645 jiwa mengungsi.

Ia menerangkan bahwa jebolnya dua tanggul di sungai Wulan membuat beberapa saluran air lain kemudian jebol. Ia menyebut ada sekitar 7 tanggul yang jebol.

“Dua titik jebol ini berdampak kepada beberapa saluran irigasi lainnya yang jebol. Ada sekitar 7 titik yang jebol. Dan ini dampaknya besar sekali,” terangnya.

“Yang paling terdampak dari bencana banjir ini yaitu Kecamatan Karanganyar. Tadi kita cek itu rumah hampir atap satu kampung itu tertutup air,” imbuhnya.

Langkah-langkah

Ia menerangkan bahwa saat ini tim gabungan masih fokus untuk melakukan evakuasi warga. Warga mengungsi di sejumlah titik pengungsian.

“Kemudian langkah-langkah yang kami lakukan, kerjasama dengan PUPR, kami libatkan BPBD ada sekitar 12 kabupaten yang kita rekrut, TNI Kodam Kodim, Polda Polres, jadi kita bahu membahu, saat ini kita membentuk tim untuk mengevakuasi massa,” terangnya.

“Saat ini kegiatan evakuasi ini masih kita lakukan, karena masih ada masyarakat yang belum dievakuasi, walaupun memang ada masyarakat yang tidak mau dievakuasi. Mereka bertahan di tanggul-tanggul, maupun di rumahnya,” sambungnya.

Ia menuturkan bahwa pihaknya juga berencana menyedot air sisa tanggul yang sudah berhasil ditutup.

“Kami sudah mengecek ke lokasi, ini sudah dilakukan langkah-langkah, dengan memasukkan alat berat di lokasi, dan saat ini sudah ditancapkan tiang pancang dengan menggunakan bambu, ini supaya untuk sementara,” ujarnya.

“Untuk menahan, untuk menutup laju air yang saat ini cukup besar masuk, tadi yang dua lahan jebol tadi. Diharapkan nanti bisa mengurangi, dan air yang ada nanti akan kita pompa dan kembalikan ke Sungai Wulan,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Demak, M Agus Nugroho mengatakan bahwa masih ada satu tanggul yang belum berhasil ditutup. Yaitu sekitar selebar 15 meter.

“Tadi kita cek ke lokasi bersama PJ Gubernur, Pangdam, dan pejabat lainnya. Masih ada satu titik yang tanggul pertama yang batas Desa Ngemplik dengan Dukuh Norowito, masih ada kurang lebih 15 meter yang belum tertutup,” terangnya.

sumber : detikjateng

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Andhika Bayu Adhittama, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Suryadi, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, Kompol Joko Lelono, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono