Berita

Ragam Cerita Dari Program Penghapusan Tato di Klinik Pratama Polresta Banyuwangi: Malu Sama Cucu Hingga Terdorong Niatan Hijrah

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Ragam Cerita Dari Program Penghapusan Tato di Klinik Pratama Polresta Banyuwangi: Malu Sama Cucu Hingga Terdorong Niatan Hijrah

Share this article
Kisah Kakek Di Banyuwangi Hapus Tato Gegara Malu Kerap Diprotes

Banyuwangi – Program hapus tato yang dilaksanakan Klinik Pratama Polresta Banyuwangi terus berjalan. Kamis (2/5) layanan tersebut dimanfaatkan oleh seorang perempuan mualaf asal Kecamatan Purwoharjo.

Dia adalah Nova Purnamasari. Perempuan 27 tahun tersebut memilih untuk menghapus tato di lengannya dengan tujuan memperbaiki diri agar lebih baik.

Nova mengaku ”hijrah” dan membuka lembaran kehidupan baru dengan mendekatkan diri kepada agama yang dianutnya sekarang.

”Sama agama tato itu dilarang. Saya mualaf, dulu agama saya Hindu, sekarang Islam. Alasan saya menghapus tato untuk memperbaiki diri jadi lebih baik lagi,” kata Nova.

Nova mengaku sudah memiliki tato di lengan kanannya sejak 15 tahun lalu. Kedatangannya di Klinik Pratama Polresta Banyuwangi Kamis (2/5) merupakan kali kedua untuk menghapus tato.

”Kata dokter yang menangani penghapusan tato, prosesnya membutuhkan tiga sampai empat kali baru bisa hilang,” jelasnya.

Nova juga memperlihatkan proses penghapusan tatonya bergambar bunga dan tulisan nama dengan cara dilaser. Sesekali Nova tampak mengamati tindakan yang dilakukan tim medis Klinik Pratama Polresta Banyuwangi.

”Saat dilaser tidak sakit. Yang sakit setelahnya, terasa panas. Apalagi saat awal-awal hapus tato, saya menahan rasa sakit, 4 sampai 5 hari baru sembuh,” ungkapnya.

Senada dengan Nova, peserta penghapusan tato lainnya, Bili Ariska mengaku menghapus tato untuk memperbaiki diri. Pria berusia 69 tahun asal Kelurahan Panderejo ini sudah 48 tahun memasang tato di kedua lengan tangannya.

”Alasan saya menghapus tato karena anak dan cucu. Saya sering ditegur, akhirnya merasa malu sendiri dan berinisiatif menghapus tato,” ungkapnya.

Kasidokkes Polresta Banyuwangi Penata Nur Prasetyo Hadi mengatakan, Klinik Pratama bisa melayani 15 sampai 30 pasien penghapusan tato, baik pasien baru maupun lama.

Layanan menghapus tato secara gratis sebenarnya sudah dimulai tahun lalu. ”Hingga kini sudah delapan kali lebih dilaksanakan, ke depan akan dirutinkan sebulan sekali,” kata Nur Prasetya.

Pras menjelaskan, penghapusan tato tidak sekali langsung hilang begitu saja. Butuh beberapa kali penanganan.

”Tergantung beberapa hal, yaitu jenis tato, tinta, lamanya tato, dan kedalaman tusukan tato. Untuk penanganan butuh 5 kali hingga 10 kali baru bisa hilang,” tandasnya.

Sumber : Radar Banyuwangi

 

Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Kabupaten Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Blambangan, Polda Jatim, Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto, Kabidhumas Polda Jatim, Jawa Timur, Jatim