BREAKING

Regional

Ribuan Bayi Di Blora Menderita Stunting

bhinnekanusantara.id – Sebanyak 3 ribu lebih bayi di Kabupaten Blora Jawa tengah menderita Stunting. Hal ini diketahui setelah dilakukannya penimbangan bayi serentak oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora pada bulan Agustus tahun lalu.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto menyampaikan bahwa angka stunting berdasarkan data penimbangan serentak pada bulan Agustus 2018 lalu sebanyak 8,3 persen.

Agustus 2018 lalu kita melakukan penimbangan bayi serentak se Kabupaten Blora bersamaan dengan pemberian vitamin A. Hasilnya, dari 45.637 bayi yang ditimbang, 8,3 persen diantaranya menderita stunting,” ungkap Lilik Hernanto, saat membuka Rapat kerja Kesehatan Daerah di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (13/3).

Menurut Lilik, ada beberapa faktor penyabab stunting di Kabupaten Blora, diantaranya yang paling besar adalah buruknya pola asuh orangtua terhadap anaknya.

Sedangkan faktor lainnya adalah kondisi lantai rumah yang masih berupa tanah. Dimana lantai tanah berpotensi memungkinkan hidupnya virus penyakit lebih lama ketimbang lantai ubin.

Selain itu, tidak adanya IMD (Inisiasi Menyusui Dini), kurangnya pemberian ASI eksklusif, kehamilan dini karena rahim yang belum siap, tidak punya jamban hingga minimnya ventilasi rumah.

Sedangkan angka stunting tertinggi berada di Puskesmas Kedungtuban, disusul Puskesmas Randulawang, Puskesmas Rowobungkul, Puskesmas Gondoriyo dan Puskesmas Puledagel,” lanjut Lilik Hernanto.

Melihat Kondisi tersebut, Bupati Blora, Djoko Nugroho yang hadir, meminta agar seluruh Camat dan Kepala Desa ikut membantu Dinas Kesehatan dalam melakukan updating data stunting.

Pak Camat, dan Kades saya minta ikut memantau langsung ke lapangan. Mendata semua bayi yang ada di desanya, bersama Bidan Desa memantau kondisi pertumbuhan bayi agar tidak stunting. Saya ingin semua pertumbuhan bayi normal. Jika ada stunting, tolong diidentifikasi apa penyebabnya untuk ditangani bersama-sama,” tegas Bupati.

Tidak hanya bayi, menurut Bupati, kondisi ibu hamil juga perlu dikawal agar pertumbuhan janin di dalam rahimnya bisa sempurna. Baik asupan gizinya maupun kebersihan lingkungan rumahnya.

Semua OPD terkait harus bisa mengambil peran dalam upaya penanggulangan stunting ini. Saya ingin bantuan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) difokuskan untuk pembangunan lantai rumah, sanitasi dan ventilasi udara,” jelasnya.

 

 

Sumber : RMOL Jateng

Editor : Meymey login by Polda Jateng

Related Posts