Kendal – SNH, 19, korban pembunuhan dan dugaan pemerkosaan yang ditemukan tergeletak di kebun Desa Darupono, Kaliwungu Selatan, pada Kamis (17/10) ternyata seorang santriwati hafizah di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Ngampel, Kendal.

Kabar meninggalnya SNH mengagetkan keluarga korban. Bahkan, Rohmatun, ibu korban, tidak percaya bahwa anaknya meninggal dengan cara cukup tragis.

“Awalnya saya enggak percaya itu anak saya, sebelum polisi datang ke rumah untuk memastikan bahwa itu anak saya yang meninggal,” kata Rohmatun saat ditemui di rumahnya di Gempolbapang Kelurahan Brangsong, Kecamatan Brangsong, Kendal, Kamis (17/10).

Rohmatun menceritakan, putrinya merupakan seorang santriwati hafizah di salah satu pondok pesantren di Ngampel, Kendal.

Di sana, putrinya tak hanya mengaji saja. Namun juga mengabdi ke pesantren dan bekerja sebagai penjahit.

“Sudah mengabdi sekitar 2 tahun di sana setelah lulus SLTA,” tuturnya.

Rohmatun menuturkan, putrinya sempat pulang pada Sabtu (12/10) untuk mengikuti acara haul di rumahnya.

Selepas haul selesai, korban kemudian diantar oleh ayahnya kembali ke ponpes tempatnya mengabdi pada Minggu (13/10).

Hingga akhirnya, ia tak menyangka kejadian tak diinginkan itu menimpa anaknya yang meninggal dunia karena diduga dibunuh dan diperkosa.

“Dia (korban) sempat pulang Sabtu pagi. Setelah acara selesai diantar oleh ayahnya ke Ponpes lagi,” tuturnya.

Padahal, lanjut Rohmatun, SNH sudah khatam hafalan Al Qur’an.

Bahkan pada bulan November depan akan mengadakan bancakan atau tasyakuran untuk putrinya.

“Putri saya sudah selesai hafalannya, rencananya kan besok November itu kami bancakan, tapi kok malah ada kejadian seperti ini,” ujar Rokhmatun.

Rokhmatun tidak menaruh kecurigaan apapun kepada putrinya.

Namun, ia mengaku sempat merasa tidak enak saat putrinya meminta untuk diantarkan ke pondok setelah mengaji pada acara haul kakeknya.

“Kemarin Minggu 13 Oktober itu kan kita ada acara haul. Dia yang ngaji memimpin khataman,” katanya.

“Nah malamnya setelah acara itu, kok dia maksa harus pulang ke pondok saat itu juga, ya kita kan menyarankan pulang besok saja,” sambungnya.

Lebih lanjut, Rokhmatun mengaku bahwa belum lama ini putrinya mempunyai kenalan seorang pria dari Instagram.

Ia mengungkapkan, sosok laki-laki itu berasal dari Kabupaten Pati dan memiliki pesantren. Dikatakan, usia sosok lelaki itu lebih tua dari putrinya.

“Saya juga sempat lihat chattingan anak saya dengan dia di HP. Ngakunya orang Pati dan punya pondok,” ungkap Rohmatun.

Rohmatun menjelaskan, kedekatan anaknya dengan lelaki tersebut berawal dari momen perkenalan lewat media sosial instagram.

Setelah itu, keduanya intens berkomunikasi saat anaknya memegang handphone.

“Saya tanya anak saya, katanya kenalan di Instagram sudah agak lama. Tapi lupa saya namanya dia siapa,” tuturnya.

“Dia (sosok laki-laki) itu katanya mau mampir kesini, mau ngajak anak saya ke Pekalongan ke Habib Luthfi. Tapi karena Minggu ada acara kan nggak jadi. Saya juga lupa namanya dia siapa,” imbuhnya.

Diakui Rohmatun, anaknya terbilang cukup pendiam. Sehingga dirinya harus lebih aktif untuk mengetahui aktivitas anaknya.

“Ya memang anak saya itu cukup pendiam, makanya kalau tidak saya tanyain terus, itu baru ngaku lagi dekat sama laki-laki itu,” jelasnya.

Ayah korban, Akip mengatakan, ia mengantarkan langsung ke pondok pesantren tempat putrinya mengabdi.

“Saya antar malam jam setengah sepuluhan. Perasaan sudah saya antar masuk ke pondok. Pondoknya juga ketat, makanya ada kabar ini badan saya lemas,” ujarnya.

Kedua orang tua korban berharap para pelaku yang tega membunuh putrinya segera tertangkap dan mendapat hukuman yang setimpal.

Sebelumnya, sosok perempuan ditemukan meninggal berinisial SNH (19), di kebun desa Darupono Kecamatan Kaliwungu Kendal rupanya santriwati Hafizah di salah satu ponpes di Kendal.

Hal itu dikonfirmasi langsung oleh kepala desa Brangsong, Asnawi saat dihubungi melalui WhatsApp.

“Njih, yang bersangkutan mondok,” katanya, Kamis (17/10).

Sementara Kapolsek Kaliwungu, AKP Edi Sukamto Nyoto mengatakan, saat ditemukan korban tersebut tanpa identitas.

Kapolsek menerangkan, mayat perempuan tersebut diduga merupakan korban pemerkosaan.

“Dugaan sementara korban pemerkosaan kemudian dibunuh,” sambungnya.

Saat ini, kasus penemuan mayat perempuan di Desa Darupono masih dalam penyelidikan Polres Kendal.

Sumber : RADARSEMARANG.ID

 

Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Suryadi, Kombes Pol Ari Wibowo, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Kepolisian Daerah Jateng, Polisi Jateng, Polri, Polisi Indonesia, Artanto, Ribut Hari Wibowo, pikadadamai, pilkadajatengdamai, pilgubjatengdamai