Banyuwangi – Keluarga murid perguruan silat yang meninggal saat mengikuti ujian kenaikan sabuk di Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi menuntut keadilan. Mereka meminta polisi mengusut tuntas.
Paman korban, Muhammad Eksan mengungkapkan rasa kesedihan yang mendalam atas kepergian keponakannya. Ia menyatakan harapannya agar proses hukum terhadap pelaku dilakukan dengan cepat dan transparan.
Eksan mengaku pertama kali tahu keponakannya telah tewas dari RT setempat. Informasi yang didapatkan menyebutkan bahwa korban tewas setelah mendapat beberapa pukulan saat ujian kenaikan sabuk.
“Saat itu saya dikabari oleh pak RT, bahwa keponakan saya berada di Puskesmas,” kata Eksan, Senin (23/9/2024).
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menyebut kronologis kejadian masih dalam penyelidikan dan pihaknya sedang melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.
Ia juga menegaskan bahwa baik korban maupun pelaku merupakan anak di bawah umur, sehingga proses penyelidikan harus mengikuti aturan yang berlaku untuk pemeriksaan pada anak.
“Sementara terduga pelaku masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman, yang pasti merupakan senior di perguruan silat korban dan juga merupakan pelatih korban. Namun, keduanya masih dalam kategori anak di bawah umur,” ungkap Andrew.
Sebelumnya, seorang murid perguruan silat di kecamatan Tegalsari, Banyuwangi tewas saat mengikuti ujian kenaikan tingkat atau kenaikan sabuk. Peristiwa itu terjadi Minggu (22/9) sore.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega mengungkapkan korban berinisial AR (14) asal Jakarta. Kasus tersebut kini masih diselidiki pihaknya.
sumber: detikjatim
Polresta Banyuwangi, Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono, Banyuwangi, Jawa Timur, Polda Jatim, Polres Banyuwangi, Resta Banyuwangi, Kepolisian Resor Kota Banyuwangi, Polisi Resor Kota Banyuwangi, Polisi Banyuwangi, Kota Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Nanang Haryono