Berita

Tujuh Warga Sukoharjo Meninggal Dunia Akibat DBD

Cropped Favicon Bi 1.png
×

Tujuh Warga Sukoharjo Meninggal Dunia Akibat DBD

Share this article
7 Warga Sukoharjo Meninggal Dunia Akibat Dbd

SUKOHARJO—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sukoharjo kian ganas. Selama periode Januari-April 2024, total jumlah penderita DBD sebanyak 280 orang dan tujuh penderita di antaranya meninggal dunia.

Penyakit DBD menjadi atensi serius pemerintah daerah lantaran tingginya kasus penyakit menular itu sejak dua-tiga bulan terakhir. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo terus berupaya melakukan pencegahan untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD.

Tidak hanya kalangan anak-anak, virus dengue yang ditularkan lewat gigitan nyamuk aedes aegypti juga menjangkiti remaja dan orang dewasa. Mereka mengalami gejala seperti demam tinggi, mual, dan muntah serta nyeri otot dan persendian.

“Selama periode Januari-April, ada 280 kasus DBD di Sukoharjo. Tujuh penderita DBD meninggal dunia,” kata Kepala DKK Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Jumat (10/5/2024).

Tuti, sapaan, akrabnya, ketujuh penderita DBD yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Sukoharjo, Tawangsari, Nguter, Mojolaban, Bulu, dan Weru. Sebagian besar penderita DBD yang meninggal dunia merupakan anak-anak.

Dia mencatat kasus DBD hampir merata muncul di setiap kecamatan di Kabupaten Jamu. “Kasus DBD paling banyak di wilayah Weru, yakni 78 kasus dengan dua penderita meninggal dunia. Kemudian, disusul Tawangsari dengan 51 kasus dan satu penderita meninggal dunia,” ujar dia.

Lebih jauh, DKK Sukoharjo telah berkoordinasi dengan puskesmas di setiap kecamatan untuk menggerakkan masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayahnya masing-masing.

Gerakan PSN dinilai paling efektif dalam mencegah penularan penyakit DBD dengan membasmi telur nyamuk.di lingkungan rumah, sekolah dan pabrik. Masyarakat diberdayakan menjadi kader kesehatan untuk membersihkan telur-telur nyamuk di lingkungan rumahnya masing-masing.

Petugas juru pemantau jentik (jumantik) di setiap desa/kelurahan juga dioptimalkan untuk mencegah merebaknya DBD.

“Paling efektif mengintensifkan gerakan PSN untuk membasmi jentik-jentik nyamuk. Paling tidak di lingkungan tempat tinggal. Bak mandi dibersihkan secara rutin. Selokan air di sekitar rumah juga dibersihkan,” ujar dia.

Sebelumnya, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani juga menaruh perhatian terhadap perkembangan kasus DBD di Sukoharjo. Etik mendorong agar masyarakat diberdayakan menjadi kader kesehatan untuk membersihkan jentik-jentik nyamuk di lingkungan rumahnya masing-masing.

Warga bisa membersihkan bak mandi, perabotan rumah tangga di halaman rumah maupun selokan air yang mampat sehingga menimbulkan genangan air.

Bila genangan air di area rumah tidak dibersihkan berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk. “Jangan lupa juga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bisa diterapkan saat beraktivitas sehari-hari. Ini juga penting untuk mencegah agar tidak menderita sakit,” urai dia.

 

Polres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo, Kapolres Sukoharjo Sigit, AKBP Sigit, Kabupaten Sukoharjo, Pemkab Sukoharjo, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Nanang Haryono, Jawa Tengah, Jateng