bhinnekanusantara.id – Komisoner Tinggi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) menyatakan hampir 100 warga sipil Yaman tewas atau setiap minggu, sepanjang 2018.
Dalam laporan terbaru yang dirilis UNHCR, Kamis (7/3), disebutkan bahwa lebih dari 4.800 kematian dan cedera dialami warga sipil Yaman, akibat perang yang berkecamuk di negara itu. Dari jumlah tersebut, sekitar 9% atau 410 kematian dialami oleh anak-anak.
“Hampir setengah dari jumlah korban tewas dan terluka berasal dari kota-kota yang ada di wilayah barat Yaman, yakni Hodeidah,” kata Asisten Komisaris Tinggi UNHCR, Volker Turk, di Jenewa, Swiss, Jumat (8/3).
Hodeidah adalah kota pelabuhan yang strategis dan telah menjadi tempat pertempuran sengit antara pemberontak Houthi dan pasukan militer Arab Saudi-Uni Emirat Arab yang mendukung pemerintah Yaman.
Dalam laporan tersebut, Turk mengatakan, warga sipil Yaman terus menghadapi risiko serius terhadap keselamatan, kesejahteraan dan hak-hak dasar mereka, karena imbas dari kekerasan yang dialami sehari-hari akibat konflik di negara itu.
“Banyak warga sipil yang hidup dalam ketakutan dan kelaparan secara terus-menerus. Laporan ini menggambarkan besarnya harga yang harus dibayar untuk krisis kemanusiaan akibat konflik,” ujar Volker.
Data UNHCR mengenai jumlah kematian warga sipil yang mencapai 4.800 dianggap lebih sedikit dari angka 10.000 yang sering dikutip media massa.
Sumber : Berita Satu
Editor : Bhuwananda login by Polda Jateng