Semarang – Siswa MTs di Semarang harus mendapat perawatan usai dianiaya kakak kelasnya menggunakan setrika. Korban menjalani rawat jalan dan mengalami trauma atas kekerasan yang diterimanya.
“Membaik, jadi dia luka luar, kan langsung dibawa ke dokter dan menurut dokter itu luka luar. Cuma traumanya kan trauma kekerasan itu,” kata Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Jateng, Ahmad Faridi saat dihubungi, Selasa (21/5/2024).
“(Dirawat) Di rumah, dia dari awal pun nggak dirawat di rumah sakit cuma kontrol saja ke rumah sakit, sama dokter disarankan bisa berobat jalan karena luka luar,” tambahnya.
Pihaknya juga memberikan trauma healing kepada korban. Selain itu, pihak madrasah juga memutuskan merumahkan pelaku sementara.
“Kita sedang melakukan healing terhadap korban, juga pelaku sementara ini sudah dirumahkan dulu, tidak sekolah,” ujarnya.
Hal itu dilakukan mengingat masih ada mediasi antara keluarga pelaku dan keluarga korban. Dia menilai segala keputusan yang diambil harus memperhatikan bahwa baik pelaku dan korban masih di bawah umur.
“Ini kan pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur semua tentunya kita harus sangat hati-hati membuat keputusan karena ini untuk masa depan mereka semua,” imbuhnya.
Sebelumnya, seorang siswa MTs di Semarang dilaporkan ke polisi usai melakukan penganiayaan terhadap juniornya dengan setrika. Kasus ini juga telah ditangani pihak kepolisian.
“Terduga pelaku ingin bersalaman dengan korban, namun karena korban sedang berdoa sehingga korban tidak menanggapi keinginan terduga pelaku untuk salaman. Hal ini yang dimungkinkan memicu kemarahan terduga pelaku terhadap korban,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKP Aditya Perdana dalam keterangannya pada Minggu (19/5).
Setelah korban tiba di asrama, terduga pelaku menghampiri dengan membawa setrika. Penganiayaan itu disebut terjadi saat korban sedang bertelanjang dada.
“Saat korban hendak istirahat dengan bertelanjang dada/tanpa menggunakan kaus, terduga pelaku mendatangi dan melakukan penganiayaan dengan menempelkan setrika ke dada korban,” lanjutnya.
sumber: detikjateng
Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Jawa Tengah, Jateng, AKBP Sigit, AKBP Erick Budi Santoso, Iptu Mohammad Bimo Seno, AKBP Hary Ardianto, AKBP Bronto Budiyono, Kombes Pol Nanang Haryono, AKBP Suryadi, Kompol Joko Lelono