BANJARNEGARA – Sebanyak 2.028 orang ibu hamil menjadi target program pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. Mereka termasuk dalam target penurunan prevalensi stunting karena berstatus kurang energi kronis (KEK).

Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Muhammad Masrofi, menjelaskan, selain ibu hamil berstatus KEK, program PMT lokal juga menyasar 4.056 balita gizi kurang, 3.000 balita dengan berat badan kurang, serta 7.000 balita yang tidak naik berat badannya.

Dijelaskan PMT Lokal merupakan salah satu intervensi yang dilakukan pemerintah untuk mencapai target prevalensi stunting di Banjarnegara, sebesar 14 persen pada 2024.

“Anggaran PMT Lokal di Banjarnegara sebesar Rp5.212.918.000, berasal dari DAK Non Fisik Kementerian Kesehatan, dan Rp6.986.400.000, berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah,” beber pj bupati, pada acara Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Kabupaten Banjarnegara Tahun 2024, di Desa Situwangi, Banjarnegara, Rabu (19/6/2024).

Lebih lanjut Masrofi menjelaskan, berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Banjarnegara sebesar 23,3 persen, lalu turun menjadi 22,2 persen pada 2022. Pada 2023, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia, prevalensi stunting kembali turun menjadi 19,9 persen.

Demi menurunkan lagi angka tersebut, Masrofi mengatakan, selain menyelenggarakan PMT, pihaknya juga melakukan deteksi dini masalah kesehatan pada ibu hamil, balita, dan calon pengantin yang dilaksanakan melalui posyandu.

“Saat ini sebagian besar posyandu telah dilengkapi dengan alat antropometri terstandar dan ditunjang dengan kader yang kompeten, sehingga diharapkan makin memudahkan kinerja petugas dalam upaya pencegahan dan pendektesian pada balita,” katanya.

Masrofi menambahkan, gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting dilakukan dengan kolaborasi lintas sektor dan lintas program di tingkat kabupaten, puskesmas, hingga desa. Intervensi dilakukan serentak dan sesuai standar yang berlaku, agar dapat menyisir seluruh sasaran dan hasil yang didapatkan akurat, serta cakupan layanan yang diterima oleh sasaran meningkat.

“Ini semua dilakukan dalam rangka mencegah munculnya kasus stunting baru, sehingga Banjarnegara bebas stunting dapat segera terwujud,” tambahnya

Kepala Desa Situwangi, Sutrino, mengatakan, berdasarkan data dari posyandu desanya, terdapat 41 balita menderita stunting atau setara dengan 10 persen dari jumlah balita di Desa Situwangi, sebanyak 462 balita.

Menurutnya, mereka yang menderita stunting umumnya karena kurang gizi, serta banyaknya warga melakukan nikah muda sehingga belum berpengalaman dalam penanganan balita. Faktor lainnya adalah faktor ekonomi dan faktor genetika.

“Kami terus berupaya mengurangi angka stunting dengan pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak-anak, setiap satu bulan sekali. Kami juga mengedukasi atau memberikan pemahaman kepada masyarakat dan kader posyandu setiap acara umum maupun pengajian, agar stunting tidak ada lagi di desa kami,” katanya.

 

Polres Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, AKBP Erick Budi Santoso, Pemkab Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Kasatlantas Polres Banjarnegara, Satlantas Polres Banjarnegara, Iptu Mohammad Bimo Seno, Polda Jateng, Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi, Wakapolda Jateng, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu, Kombes Pol Nanang Haryono, Jawa Tengah, Jateng